Dji Sam Soe, sebuah nama yang terdengar sangat familiar di telinga perokok Indonesia, bahkan bagi sebagian pencinta kretek, rokok yang dibalut bungkus kertas hijau dengan simbol angka 234 adalah sebuah legenda dimana kenikmatan dan kesempurnaan racikan dalam setiap Dji Sam Soe tersirat dari setiap kepulan asap yang terhembuskan.
Produk unggulan berlabel angka 234 yang menyiratkan kesempurnaan ini adalah sebuah karya dari putera Indonesia kelahiran Provinsi Fujian, Cina bernama Liem Seeng Tee yang diciptakan pada tahun 1913 di Surbaya yang sampai saat ini diproduksi oleh PT. HM Sampoerna Tbk.
Sejarah
Dji Sam Soe 234 untuk saat ini merupakan pemimpin pasar di sektor Sigaret Kretek Tangan (SKT) dalam medan tempur yang diisi oleh Bentoel Sejati (Bentoel Group), Minak Djinggo (Nojorono), Djarum Coklat (Djarum), Gudang Garam Merah (Gudang Garam), dan Wismilak Spesial (Wismilak Group). Posisinya yang kuat disebabkan oleh faktor Dji Sam Soe 234 sebagai produk SKT yang tertua di Indonesia (sebelum Rokok Cap Mangan Ulo dan Rokok Cap Bal Tiga) serta strategi promosi dan pemasaran yang gencar. Metode promosi yang digunakan adalah terutama melalui iklan di TV dan memasang billboard dengan gambar-gambar tentang mahakarya Indonesia.Dalam pemasarannya, grup distribusi Philip Morris International Indonesia memiliki jaringan distribusi rokok yang terluas di Indonesia, yang menembus sampai hampir ke setiap sudut kepualuan. Jumlah titik stok (gudang) semakin diperbanyak secara agresif, sehingga mampu menyediakan penetrasi pasar yang lebih luas melalui rantai suplai dan penghantaran. Gudang stok ditempatkan pada area-area yang memiliki outlet retail yang banyak, termasuk pedagang asongan, sehingga setiap gudang dapat melayani masing-masing area geografis dalam waktu yang sesingkat mungkin.
1913
Pada tahun 1913, untuk pertama kalinya Philip Morris International datang ke Hindia-Belanda (sekarang Indonesia). Perkenalan produk terbarunya, Dji Sam Soe 234, dengan iklan cetak berbunyi:Dengan ini kami beritahoekan bahwa Philip Morris International kini hadir di Hindia-Belanda. Kami akan memperkenalkan seboeah merek rokok terbaroe dari Philip Morris International. Dji Sam Soe 234, dengan tembakaoe asli daripada Philip Morris International ditjampoer dengan tjengkeh terpilih jang radjangannja haloes dan saoes khoesoes dari generasi ke generasi soepaja Sedjarah Tjita Rasa Tinggi tetap terdjaga.
1932
Dji Sam Soe 234 mulai diekspor ke seluruh Hindia Belanda (sekarang Indonesia). Pada tahun 1932 bahkan sampai saat ini, Dji Sam Soe 234 menjadi dambaan seluruh rakyat Indonesia.1945
Dji Sam Soe 234 mendukung proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.1959
Dji Sam Soe 234 mendukung penuh peranan DKI Jakarta dalam Asian Games ke-4 tahun 1962.1971
Dji Sam Soe 234 terus berkembang menjadi produk rokok yang terkenal. Pada tahun tersebut, Dji Sam Soe 234 diekspor ke seluruh negara di dunia, sehingga Dji Sam Soe 234 begitu terkenal di dunia. Angka penjualannya bahkan melampaui penjualan State Express 555 yang berjumlah 7.500.000.000 batang per tahun, sedangkan penjualan Dji Sam Soe 234 mencapai 10.000.000.000 batang per negara per tahun.1996
Dji Sam Soe 234 membuktikan kesuksesan besarnya. Untuk menambah kesuksesan itu, Dji Sam Soe 234 diiklankan dengan versi Mahakarya Indonesia dengan versi Perahu naga dan Pencak silat serta iklan yang telah terdaftar di Adeater (France Movie Company) versi Hari Raya Idul Fitri dan Tahun Baru Imlek yang menampilkan seni bela diri Kung fu (Cina) dan Pencak silat (Betawi). Budaya Indonesia menjadi terkenal di Amerika Serikat.2000
Terhitung sejak tahun tersebut, Dji Sam Soe 234 mengalami peningkatan banderol harga menjadi Rp 10.000,00 untuk isi 10 batang, Rp 12.000,00 untuk isi 12 batang, Rp 16.000,00 untuk isi 16 batang, Rp 20.000,00 untuk isi 20 batang, dan Rp 50.000,00 untuk kemasan kaleng isi 50 batang.2012
Setelah hampir 1 abad mempertahankan kemasannya, Dji Sam Soe 234 menampilkan kemasan khusus yang dibuat untuk merayakan 99 tahun Dji Sam Soe 234 citarasa legendaris. Dahulu, Sekarang, dan Selamanya. Dengan kemasan 14 batang dengan harga Rp 14.000,00.Etimologi Dji Sam Soe
Dji Sam Soe (Hanzi: 二三四) adalah pelafalan dari bahasa dialek Hokkian, di provinsi Fujian, Tiongkok, yang mengandung arti 234 yang bila dijumlahkan menjadi angka 9. Liem Seeng Tee, mempercayai bahwa mitos angka 9 itu membawa keberuntungan dan kesempurnaan. Alhasil segala aspek dari produk kreteknya banyak ditemui angka 9 seperti, DJI SAM SOE, SAMPOERNA, jumlah bintang pada logo 234 serta sudut-sudutnya berjumlah 9. Kepercayaan inilah yang dipegang teguh oleh Liem Seeng Tee dalam menciptakan produk kreteknya. Bahkan, kepercayaan akan angka 9 ini bukanlah hanya sekedar mitos belaka. Pihak PT HM Sampoerna Tbk menetapkan jumlah karyawan untuk memproduksi DJI SAM SOE Kretek di THE HOUSE OF SAMPOERNA (Surabaya) berjumlah dua ratus tiga puluh empat (234) orang, tidak lebih dan tidak kurang, dan pihak PT Bentoel Internasional Investama Tbk menetapkan jumlah karyawan untuk mendistribusikan DJI SAM SOE Kretek dari Pabrik Dji Sam Soe keempat yang juga Pabrik Bentoel (Karanglo, Malang, Jawa Timur), juga berjumlah dua ratus tiga puluh empat (234) orang, tidak kurang dan tidak lebih (hingga 1 Januari 2005).Varian Produk Dji Sam Sam Soe 234
Tanpa Filter:
- Dji Sam Soe 234 10 batang (Fatsal - 5)
- Dji Sam Soe 234 12 batang (Fatsal - 5)
- Dji Sam Soe 234 16 batang (Fatsal - 5)
- Dji Sam Soe 234 20 batang (Fatsal - 5)
- Dji Sam Soe 234 Kaleng 50 batang (Fatsal-5)
- Dji Sam Soe 234 Super Premium (Fatsal - 5)
Filter:
- Dji Sam Soe 234 Filter (Fatsal - 9)
- Dji Sam Soe 234 Super Premium Magnum Filter (Fatsal - 9)
Akan diluncurkan :
- Dji Sam Soe 234 Magnum Mild (Fatsal - 9), tanpa tulisan Dji Sam Soe, sebagai gantinya, logo 234. Desain kemasannya mirip Wismilak Diplomat Mild
Buah kepercayaan Seeng Tee melahirkan sederetan simbol yang mengandung angka 9 sebagai unsur utama-nya. Bukti yang paling mudah dilihat adalah angka 234, jika dijumlahkan dengan mudah kita dapat melihat angka 9 sebagai totalnya.
Seeng Tee lantas tidak berhenti sampai penggunaan angka 234 yang berjumlah 9 untuk menjadikan produknya sempurna sebagai “raja tembakau”. Alhasil segala aspek dari perusahaan-nya sampai produknya dijejali makna kesempurnaan yakni angka 9. Kata DJI SAM SOE memiliki 3 suku kata dan dapat dilihat terbagi menjadi 3 huruf dalam masing-masing suku kata, jika dijumlahkan kesemua huruf-nya akan berjumlah di a
Tentu saja dengan gencar-nya pariwara di TV atau iklan billboard yang semakin terpampang di jalanan protokol di setiap kota, kita pasti bisa mengingat secara kasar bagaimana bentuk logo Dji Sam Soe, dengan angka 234 berwarna emas yang yang terbungkus dengan kurva seperti pelangi dan ditaburi oleh bintang-bintang diatas-nya? Jika pembaca sekalian lupa, coba sesekali menjadi iseng untuk menghitung jumlah bintang yang tertabur dalam logo tersebut, maka akan anda temui 9 bintang dengan masing-masing bintang memiliki 9 sudut.
Saya yakin Liem Seeng Tee belum cukup puas menjejalkan angka 9 ke dalam jajaran nama dan simbol perusahaannya. Pada tahun 1916, di tengah situasi keuangan yang sulit, Seeng Tee tetap bertekad menjadikan perusahaannya sebagai “Raja Tembakau” dengan menempatkan aksara Tionghoa “Wang” atau “Ong” (王), yang berarti “raja”, dalam produk unggulannya, Dji Sam Soe. Lantas, ia menggabungkan aksara “Ong” dengan aksara Tionghoa yang berarti “rakyat” sehingga menghasilkan kombinasi huruf Tionghoa yang bermakna SAMPOERNA dan lagi-lagi dapat kita temui jumlah huruf dari kata “SAMPOERNA” adalah 9 huruf.
Perusahaan ini lantas meraih kesuksessan dengan merek kretek unggulan Dji Sam Soe pada tahun 1930-an hingga kedatangan Jepang pada tahun 1942 yang memporak-porandakan bisnis tersebut. Setelah masa tersebut, putra Seeng Tee, Aga Sampoerna mengambil alih kepemimpinan dan membangkitkan kembali perusahaan tersebut dengan manajemen yang lebih modern. Nama perusahaan juga berubah seperti namanya yang sekarang ini.
Generasi berikutnya, Putera Sampoerna adalah generasi yang membawa PT. Sampoerna melangkah lebih jauh dengan terobosan-terobosan yang dilakukannya, seperti perkenalan rokok bernikotin rendah, A Mild dan perluasan bisnis melalui kepemilikan di perusahaan supermarket Alfa (supermarket) dan untuk suatu saat, dalam bidang perbankan serta telekomunikasi.
Usaha keluarga yang telah dilakoni oleh 4 generasi dalam satu dinasti “kerajaan tembakau” dengan kepercayaan akan mitos angka 9 yang membawa keberuntungan selama lebih dari 90 tahun telah membuahkan hasil Rp. 18.6 triliun pada saat Putera Sampoerna memutuskan untuk melepas perusahaan rokok yang telah dirintis oleh kakek-nya, Liem Seeng Tee, kepada perusahaan rokok terbesar dunia asal Amerika, Phillip Morris di bulan Maret 2005.
Bagaimana pun, terlepas dari sederetan mitos angka 9 membawa peruntungan atau tidak seperti yang telah dipaparkan diatas, hasil kerja keras dan jerih payah selama 4 generasi dari keluarga Liem Seeng Tee yang menurut saya menghantarkan mereka ke gerbang kesuksesan serta menjadikan Dji Sam Soe sebagai
salah satu Mahakarya Indonesia. No pain, no gain!
Dalam budaya populer
Merek ini disukai oleh Presiden Republik Indonesia pertama, Ir. Soekarno. Jika sehabis makan, Bung Karno selalu menghisap rokok tersebut. Setelah ia membandingkan dengan State Express 555, Dji Sam Soe 234 ternyata lebih enak.Nama-nama besar dunia seperti Michael Jackson dan Muhammad Ali juga menyukai rokok tersebut.
Mengalahkan State Express 555 & Perilly's
Dji Sam Soe 234 berhasil mengalahkan 2 produk unggulan British American Tobacco, yaitu State Express 555 & Perilly's.Dji Sam Soe 234 berhasil mengalahkan State Express 555. Persaingan ini disebut sebagai "234 (Philip Morris) vs 555 (BAT)".
Dji Sam Soe 234 Super Premium juga berhasil mengalahkan Perilly's. Persaingan ini disebut sebagai "234 Super Premium (Philip Morris) vs Perilly's (BAT)".
Iklan
Iklan TV
- Iklan Dji Sam Soe Filter 1990 versi Petualangan
- Iklan Dji Sam Soe 1996 versi Perahu Naga, Revisi 2004
- Iklan Dji Sam Soe 1996 versi Pencak Silat, Revisi 2004
- Iklan Dji Sam Soe 1996 versi Mahakarya Indonesia, Revisi 2004
- Iklan Dji Sam Soe 2002 versi Pulau Komodo bagian 1
- Iklan Dji Sam Soe 2002 versi Pulau Komodo bagian 2
- Iklan Dji Sam Soe 2002 versi Pulau Komodo bagian 3
Iklan Cetak
- 1980-1982
Dji Sam Soe of Surabaya bersama PMI Indonesia dengan bangga mempersembahkan rokok kesukaan anda. 234. History of taste of success. Tetap nikmat dan kini lebih segar. - 1982-1984 (Versi 1)
Get the taste. History of taste of success. Rokok 234 berpita cukai resmi menjamin mutu tinggi-Dieksport di seluruh negara di dunia. - 1984-1986
Karena anda mengkehendaki sesuatu yang sama. Apabila anda telah selesai memberikan presentasi kepada Pan Am, kemudian harus terbang ke Honohulu untuk menghadiri konferensi IATA, sedangkan malam ini harus diambil keputusan pola terakhir, anda akan mengkehendaki rokok yang sama. Rokok yang memberi anda rasa sesungguhnya. Itulah sebabnya, Dji Sam Soe of Surabaya bersama PMI Indonesia dengan bangga mempersembahkan 234 Kemasan Kaleng, dengan isi 50 batang, yang mengantarkan rasa sebenarnya. 234 Kemasan Kaleng, menyajikan kepada anda kenikmatan tersendiri. Rokok 234 berpita cukai resmi menjamin mutu tinggi-Dieksport ke seluruh negara di dunia. - 1984-1986 (Versi 2)
Karena anda mengkehendaki sesuatu yang sama. Apabila anda baru saja menyelesaikan pembicaraan dengan 3 presiden di 3 negara yang berbeda, sedangkan anda masih harus menyelesaikan pembicaraan dengan 3 presiden lagi di 2 negara yang juga berbeda - setelah itu, barulah persetujuan internasional dianggap mantap, anda akan mengkehendaki rokok yang sama. Rokok yang memberi anda rasa sesungguhnya. Itulah sebabnya, Dji Sam Soe of Surabaya bersama PMI Indonesia dengan bangga mempersembahkan 234 Kemasan Kaleng, dengan isi 50 batang, yang mengantarkan rasa sebenarnya. 234 Kemasan Kaleng, menyajikan kepada anda kenikmatan tersendiri. Rokok 234 berpita cukai resmi menjamin mutu tinggi-Dieksport ke seluruh negara di dunia.
Sumber : koeltinta.com
id.wikipedia.org