Kamis, 24 Januari 2013

234



Dji Sam Soe, sebuah nama yang terdengar sangat familiar di telinga perokok Indonesia, bahkan bagi sebagian pencinta kretek, rokok yang dibalut bungkus kertas hijau dengan simbol angka 234 adalah sebuah legenda dimana kenikmatan dan kesempurnaan racikan dalam setiap Dji Sam Soe tersirat dari setiap kepulan asap yang terhembuskan.
Produk unggulan berlabel angka 234 yang menyiratkan kesempurnaan ini adalah sebuah karya dari putera Indonesia kelahiran Provinsi Fujian, Cina bernama Liem Seeng Tee yang diciptakan pada tahun 1913 di Surbaya yang sampai saat ini diproduksi oleh PT. HM Sampoerna Tbk.

Sejarah

Dji Sam Soe 234 untuk saat ini merupakan pemimpin pasar di sektor Sigaret Kretek Tangan (SKT) dalam medan tempur yang diisi oleh Bentoel Sejati (Bentoel Group), Minak Djinggo (Nojorono), Djarum Coklat (Djarum), Gudang Garam Merah (Gudang Garam), dan Wismilak Spesial (Wismilak Group). Posisinya yang kuat disebabkan oleh faktor Dji Sam Soe 234 sebagai produk SKT yang tertua di Indonesia (sebelum Rokok Cap Mangan Ulo dan Rokok Cap Bal Tiga) serta strategi promosi dan pemasaran yang gencar. Metode promosi yang digunakan adalah terutama melalui iklan di TV dan memasang billboard dengan gambar-gambar tentang mahakarya Indonesia.
Dalam pemasarannya, grup distribusi Philip Morris International Indonesia memiliki jaringan distribusi rokok yang terluas di Indonesia, yang menembus sampai hampir ke setiap sudut kepualuan. Jumlah titik stok (gudang) semakin diperbanyak secara agresif, sehingga mampu menyediakan penetrasi pasar yang lebih luas melalui rantai suplai dan penghantaran. Gudang stok ditempatkan pada area-area yang memiliki outlet retail yang banyak, termasuk pedagang asongan, sehingga setiap gudang dapat melayani masing-masing area geografis dalam waktu yang sesingkat mungkin.

1913

Pada tahun 1913, untuk pertama kalinya Philip Morris International datang ke Hindia-Belanda (sekarang Indonesia). Perkenalan produk terbarunya, Dji Sam Soe 234, dengan iklan cetak berbunyi:
Dengan ini kami beritahoekan bahwa Philip Morris International kini hadir di Hindia-Belanda. Kami akan memperkenalkan seboeah merek rokok terbaroe dari Philip Morris International. Dji Sam Soe 234, dengan tembakaoe asli daripada Philip Morris International ditjampoer dengan tjengkeh terpilih jang radjangannja haloes dan saoes khoesoes dari generasi ke generasi soepaja Sedjarah Tjita Rasa Tinggi tetap terdjaga.

1932

Dji Sam Soe 234 mulai diekspor ke seluruh Hindia Belanda (sekarang Indonesia). Pada tahun 1932 bahkan sampai saat ini, Dji Sam Soe 234 menjadi dambaan seluruh rakyat Indonesia.

1945

Dji Sam Soe 234 mendukung proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

1959

Dji Sam Soe 234 mendukung penuh peranan DKI Jakarta dalam Asian Games ke-4 tahun 1962.

1971

Dji Sam Soe 234 terus berkembang menjadi produk rokok yang terkenal. Pada tahun tersebut, Dji Sam Soe 234 diekspor ke seluruh negara di dunia, sehingga Dji Sam Soe 234 begitu terkenal di dunia. Angka penjualannya bahkan melampaui penjualan State Express 555 yang berjumlah 7.500.000.000 batang per tahun, sedangkan penjualan Dji Sam Soe 234 mencapai 10.000.000.000 batang per negara per tahun.

1996

Dji Sam Soe 234 membuktikan kesuksesan besarnya. Untuk menambah kesuksesan itu, Dji Sam Soe 234 diiklankan dengan versi Mahakarya Indonesia dengan versi Perahu naga dan Pencak silat serta iklan yang telah terdaftar di Adeater (France Movie Company) versi Hari Raya Idul Fitri dan Tahun Baru Imlek yang menampilkan seni bela diri Kung fu (Cina) dan Pencak silat (Betawi). Budaya Indonesia menjadi terkenal di Amerika Serikat.

2000

Terhitung sejak tahun tersebut, Dji Sam Soe 234 mengalami peningkatan banderol harga menjadi Rp 10.000,00 untuk isi 10 batang, Rp 12.000,00 untuk isi 12 batang, Rp 16.000,00 untuk isi 16 batang, Rp 20.000,00 untuk isi 20 batang, dan Rp 50.000,00 untuk kemasan kaleng isi 50 batang.

2012

Setelah hampir 1 abad mempertahankan kemasannya, Dji Sam Soe 234 menampilkan kemasan khusus yang dibuat untuk merayakan 99 tahun Dji Sam Soe 234 citarasa legendaris. Dahulu, Sekarang, dan Selamanya. Dengan kemasan 14 batang dengan harga Rp 14.000,00.

Etimologi Dji Sam Soe

Dji Sam Soe (Hanzi: 二三四) adalah pelafalan dari bahasa dialek Hokkian, di provinsi Fujian, Tiongkok, yang mengandung arti 234 yang bila dijumlahkan menjadi angka 9. Liem Seeng Tee, mempercayai bahwa mitos angka 9 itu membawa keberuntungan dan kesempurnaan. Alhasil segala aspek dari produk kreteknya banyak ditemui angka 9 seperti, DJI SAM SOE, SAMPOERNA, jumlah bintang pada logo 234 serta sudut-sudutnya berjumlah 9. Kepercayaan inilah yang dipegang teguh oleh Liem Seeng Tee dalam menciptakan produk kreteknya. Bahkan, kepercayaan akan angka 9 ini bukanlah hanya sekedar mitos belaka. Pihak PT HM Sampoerna Tbk menetapkan jumlah karyawan untuk memproduksi DJI SAM SOE Kretek di THE HOUSE OF SAMPOERNA (Surabaya) berjumlah dua ratus tiga puluh empat (234) orang, tidak lebih dan tidak kurang, dan pihak PT Bentoel Internasional Investama Tbk menetapkan jumlah karyawan untuk mendistribusikan DJI SAM SOE Kretek dari Pabrik Dji Sam Soe keempat yang juga Pabrik Bentoel (Karanglo, Malang, Jawa Timur), juga berjumlah dua ratus tiga puluh empat (234) orang, tidak kurang dan tidak lebih (hingga 1 Januari 2005).


Varian Produk Dji Sam Sam Soe 234

Tanpa Filter:

  • Dji Sam Soe 234 10 batang (Fatsal - 5)
  • Dji Sam Soe 234 12 batang (Fatsal - 5)
  • Dji Sam Soe 234 16 batang (Fatsal - 5)
  • Dji Sam Soe 234 20 batang (Fatsal - 5)
  • Dji Sam Soe 234 Kaleng 50 batang (Fatsal-5)
  • Dji Sam Soe 234 Super Premium (Fatsal - 5)

Filter:

  • Dji Sam Soe 234 Filter (Fatsal - 9)
  • Dji Sam Soe 234 Super Premium Magnum Filter (Fatsal - 9)

Akan diluncurkan :

  • Dji Sam Soe 234 Magnum Mild (Fatsal - 9), tanpa tulisan Dji Sam Soe, sebagai gantinya, logo 234. Desain kemasannya mirip Wismilak Diplomat Mild
 Fakta-Fakta Unik Dji Sam Soe
Buah kepercayaan Seeng Tee melahirkan sederetan simbol yang mengandung angka 9 sebagai unsur utama-nya. Bukti yang paling mudah dilihat adalah angka 234, jika dijumlahkan dengan mudah kita dapat melihat angka 9 sebagai totalnya.
Seeng Tee lantas tidak berhenti sampai penggunaan angka 234 yang berjumlah 9 untuk menjadikan produknya sempurna sebagai “raja tembakau”. Alhasil segala aspek dari perusahaan-nya sampai produknya dijejali makna kesempurnaan yakni angka 9. Kata DJI SAM SOE memiliki 3 suku kata dan dapat dilihat terbagi menjadi 3 huruf dalam masing-masing suku kata, jika dijumlahkan kesemua huruf-nya akan berjumlah di angka 9.
Tentu saja dengan gencar-nya pariwara di TV atau iklan billboard yang semakin terpampang di jalanan protokol di setiap kota, kita pasti bisa mengingat secara kasar bagaimana bentuk logo Dji Sam Soe, dengan angka 234 berwarna emas yang yang terbungkus dengan kurva seperti pelangi dan ditaburi oleh bintang-bintang diatas-nya? Jika pembaca sekalian lupa, coba sesekali menjadi iseng untuk menghitung jumlah bintang yang tertabur dalam logo tersebut, maka akan anda temui 9 bintang dengan masing-masing bintang memiliki 9 sudut.
Saya yakin Liem Seeng Tee belum cukup puas menjejalkan angka 9 ke dalam jajaran nama dan simbol perusahaannya. Pada tahun 1916, di tengah situasi keuangan yang sulit, Seeng Tee tetap bertekad menjadikan perusahaannya sebagai “Raja Tembakau” dengan menempatkan aksara Tionghoa “Wang” atau “Ong” (王), yang berarti “raja”, dalam produk unggulannya, Dji Sam Soe. Lantas, ia menggabungkan aksara “Ong” dengan aksara Tionghoa yang berarti “rakyat” sehingga menghasilkan kombinasi huruf Tionghoa yang bermakna SAMPOERNA dan lagi-lagi dapat kita temui jumlah huruf dari kata “SAMPOERNA” adalah 9 huruf.

Perusahaan ini lantas meraih kesuksessan dengan merek kretek unggulan Dji Sam Soe pada tahun 1930-an hingga kedatangan Jepang pada tahun 1942 yang memporak-porandakan bisnis tersebut. Setelah masa tersebut, putra Seeng Tee, Aga Sampoerna mengambil alih kepemimpinan dan membangkitkan kembali perusahaan tersebut dengan manajemen yang lebih modern. Nama perusahaan juga berubah seperti namanya yang sekarang ini.

Generasi berikutnya, Putera Sampoerna adalah generasi yang membawa PT. Sampoerna melangkah lebih jauh dengan terobosan-terobosan yang dilakukannya, seperti perkenalan rokok bernikotin rendah, A Mild dan perluasan bisnis melalui kepemilikan di perusahaan supermarket Alfa (supermarket) dan untuk suatu saat, dalam bidang perbankan serta telekomunikasi.

Usaha keluarga yang telah dilakoni oleh 4 generasi dalam satu dinasti “kerajaan tembakau” dengan kepercayaan akan mitos angka 9 yang membawa keberuntungan selama lebih dari 90 tahun telah membuahkan hasil Rp. 18.6 triliun pada saat Putera Sampoerna memutuskan untuk melepas perusahaan rokok yang telah dirintis oleh kakek-nya, Liem Seeng Tee, kepada perusahaan rokok terbesar dunia asal Amerika, Phillip Morris di bulan Maret 2005.
Bagaimana pun, terlepas dari sederetan mitos angka 9 membawa peruntungan atau tidak seperti yang telah dipaparkan diatas, hasil kerja keras dan jerih payah selama 4 generasi dari keluarga Liem Seeng Tee yang menurut saya menghantarkan mereka ke gerbang kesuksesan serta menjadikan Dji Sam Soe sebagai
salah satu Mahakarya Indonesia. No pain, no gain!

















Dalam budaya populer

Merek ini disukai oleh Presiden Republik Indonesia pertama, Ir. Soekarno. Jika sehabis makan, Bung Karno selalu menghisap rokok tersebut. Setelah ia membandingkan dengan State Express 555, Dji Sam Soe 234 ternyata lebih enak.
Nama-nama besar dunia seperti Michael Jackson dan Muhammad Ali juga menyukai rokok tersebut.

Mengalahkan State Express 555 & Perilly's

Dji Sam Soe 234 berhasil mengalahkan 2 produk unggulan British American Tobacco, yaitu State Express 555 & Perilly's.
Dji Sam Soe 234 berhasil mengalahkan State Express 555. Persaingan ini disebut sebagai "234 (Philip Morris) vs 555 (BAT)".
Dji Sam Soe 234 Super Premium juga berhasil mengalahkan Perilly's. Persaingan ini disebut sebagai "234 Super Premium (Philip Morris) vs Perilly's (BAT)".

Iklan

Iklan TV

Iklan Cetak

  • 1980-1982
    Dji Sam Soe of Surabaya bersama PMI Indonesia dengan bangga mempersembahkan rokok kesukaan anda. 234. History of taste of success. Tetap nikmat dan kini lebih segar.
  • 1982-1984 (Versi 1)
    Get the taste. History of taste of success. Rokok 234 berpita cukai resmi menjamin mutu tinggi-Dieksport di seluruh negara di dunia.
  • 1984-1986
    Karena anda mengkehendaki sesuatu yang sama. Apabila anda telah selesai memberikan presentasi kepada Pan Am, kemudian harus terbang ke Honohulu untuk menghadiri konferensi IATA, sedangkan malam ini harus diambil keputusan pola terakhir, anda akan mengkehendaki rokok yang sama. Rokok yang memberi anda rasa sesungguhnya. Itulah sebabnya, Dji Sam Soe of Surabaya bersama PMI Indonesia dengan bangga mempersembahkan 234 Kemasan Kaleng, dengan isi 50 batang, yang mengantarkan rasa sebenarnya. 234 Kemasan Kaleng, menyajikan kepada anda kenikmatan tersendiri. Rokok 234 berpita cukai resmi menjamin mutu tinggi-Dieksport ke seluruh negara di dunia.
  • 1984-1986 (Versi 2)
    Karena anda mengkehendaki sesuatu yang sama. Apabila anda baru saja menyelesaikan pembicaraan dengan 3 presiden di 3 negara yang berbeda, sedangkan anda masih harus menyelesaikan pembicaraan dengan 3 presiden lagi di 2 negara yang juga berbeda - setelah itu, barulah persetujuan internasional dianggap mantap, anda akan mengkehendaki rokok yang sama. Rokok yang memberi anda rasa sesungguhnya. Itulah sebabnya, Dji Sam Soe of Surabaya bersama PMI Indonesia dengan bangga mempersembahkan 234 Kemasan Kaleng, dengan isi 50 batang, yang mengantarkan rasa sebenarnya. 234 Kemasan Kaleng, menyajikan kepada anda kenikmatan tersendiri. Rokok 234 berpita cukai resmi menjamin mutu tinggi-Dieksport ke seluruh negara di dunia.

Sumber : koeltinta.com
                id.wikipedia.org





Ini Dia Penampakan Ilustrasi Mata Uang Redenominasi, Rp 1.000 Jadi Rp 1

Jakarta - Pemerintah mulai sosialisasikan penyederhanaan mata uang rupiah tanpa mengurangi nilanya alias redenominasi. Bahkan ilustrasi mata uang rupiah masa transisi redenominasi dan setelah redenominasi telah dirilis.

Dalam ilustrasi mata uang rupiah redenominasi yang disampaikan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Rabu (23/1/2013), terdapat dua mata uang rupiah dengan desain baru yang nantinya siap digunakan.

Mata uang tersebut yakni mata uang ketika masa transisi, di mana bentuk dan desain masih sama dengan mata uang saat ini yang berlaku namun jumlah nol-nya yang dikurangi.

Jika memang telah dipastikan 3 angka nol akan disederhanakan, maka mata uang masa transisi hanya menghilangkan 3 angka nolnya. Mata uang Rp 100.000 menjadi Rp 100 dengan desain yang sama. Begitu juga Rp 50.000 yang menjadi Rp 50 dan Rp 20.000 yang menjadi Rp 20 dengan desain dan bentuk yang sama.
Sedangkan mata uang setelah redenominasi desainnya akan berbeda. Namun warna dasar masih akan sama agar tidak membingungkan masyarakat.

Seperti diketahui, penyederhanaan jumlah digit pada pecahan rupiah atau redenominasi, hari ini mulai diperkenalkan ke publik.

Acara yang bertajuk Kick Off Konsultasi Publik Perubahan harga rupiah "Redenominasi bukan Sanering" dibuka oleh Menteri Keuangan Agus Martowardojo. Turut menjadi pembicara adalah Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution.

Terlihat sebagai undangan, acara ini dihadiri oleh Asosiasi perbankan, pengamat Ekonomi, perwakilan dari berbagai kementerian, Setwapres, BUMN, dan perusahaan swasta.
RUU Redenominasi telah masuk dalam Prolegnas dan bakal dibahas DPR tahun ini. Jika disetujui, mulai 2014 bakal dimunculkan mata uang baru hasil redenominasi, sehingga ada 2 mata uang yang beredar di masyarakat. Setelah itu secara perlahan hingga 2017 redenominasi dilakukan dan mata uang rupiah lama akan hilang di masyarakat.

Sabtu, 19 Januari 2013

Kereta Api dan Highway Lanjut

* Bukan Dana Aceh tetapi Masuk Program MP3EI

BANDA ACEH - Proyek pembangunan rel kereta api dan jalan bebas hambatan (high gride highway) kembali akan dilanjutkan pada 2013 setelah sebelumnya sempat berhenti atas permintaan Pemerintah Aceh.

Kepastian pembangunan jalur kereta api ini diungkapkan Kepala Bappeda Aceh, Abubakar Karim, saat Rapat Pimpinan Provinsi (Rapimprov) Kadin Aceh, Sabtu (23/12) sore. Ketika dikonfirmasi ulang Minggu (24/12), Abubakar juga memastikan bahwa proyek highway juga tetap lanjut namun bukan dari sumber dana APBA melainkan masuk bagian program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).

Soal sikap Pemerintah Aceh yang awalnya tidak setuju terhadap kedua proyek tersebut, Abubakar menjelaskan bahwa Pemerintah Aceh sebenarnya bukan tidak setuju, tetapi tidak mau jika pekerjaan yang dilakukan tidak tuntas dan sepenggal-sepenggal.

“Soal relway (jalur kereta api), mohon diklarifikasi. Bukan dihentikan. Begini, barangkali bukan hanya Pak Gubernur saja, kita juga seperti itu. Sudah sekian lama dibangun rel kereta api ini kan nggak operasional. Setahun dibangun dua kilometer, bangun tiga kilometer, jadi seolah-olah ini proyek nggak jelas,” ujarnya.

“Nah maksud Pak Gubernur, kalau masih seperti itu nggak usahlah. Kalau ada uangnya bangun saja untuk pelabuhan laut. Tetapi kan nggak mungkin itu. Jadi bukan nggak setuju. Jangan dua kilometer per tahun, tiga kilometer per tahun. Itu yang nggak setuju kita. Silakan bangun tetapi selesai, tuntas,” tambah Abubakar.

Karena itu, kata Abubakar Karim, proyek pembangunan jalur kereta api yang sekarang sedang berjalan sudah dihentikan. Kelanjutan pembangunan akan dilakukan pada 2013 nanti, tetapi akan menjadi bagian dari program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).

“Jadi dia akan menjadi Relway Trans Sumatera. Apakah jalurnya yang itu (lokasi lama), itu urusan pusat, karena dananya dari pusat,” kata Abubakar. Ketika ditanya besaran dana proyek tersebut, Ababakar menambahkan “Saya tidak tahu besar anggarannya karena itu dana pusat,”.

Terkait jalan bebas hambatan (high grade highway), itu juga bagian dari dua proyek infrastruktur program MP3EI, selain pelabuhan. “Pekerjaan high grade highway juga akan dimulai tahun 2013, tetapi masih tahap studi dan pembebasan lahan,” kata Abubakar Karim.

Highway, jelas Kepala Bappeda Aceh ini, mirip seperti jalan tol, tetapi tidak bisa disebut jalan tol. Menurut dia, nantinya akan ada beberapa daerah di Aceh yang menjadi lintasan highway akan dibangun jalan tol. “Rutenya saya tidak ingat. Ada di PU (Dinas Pekerjaan Umum),” tutupnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, proyek pembangunan jalan bebas hambatan (highway) dari Banda Aceh ke Aceh Tamiang hingga batas Sumatera Utara sepanjang 550 kilometer, tahun ini hampir pasti dibatalkan, meskipun dananya sudah diplot di APBA 2012 untuk tahap I sebesar Rp 300 miliar.

Dana sebanyak itu, menurut Ketua DPRA, Drs H Hasbi Abdullah, kemungkinan akan dialihkan untuk melanjutkan pelaksanaan program jalan tembus lintas tengah dan program-program mendesak lainnya, karena Pemerintah Aceh di bawah pemerintahan Zaini Abullah dan Muzakir Manaf lebih terfokus pada rencana pelebaran dan penuntasan ruas jalan tembus lintas tengah.

Program kereta api Aceh juga bernasib serupa. Gubernur meminta dana yang selama ini dianggarkan pusat untuk program tersebut dialihkan untuk pembangunan pelabuhan laut karena dianggap lebih berdaya guna ketimbang kereta api. “Jalur kereta api yang dibangun sekarang ini sama sekali mubazir saja, karena tidak bisa digunakan. Untuk saat ini Aceh membutuhkan pelabuhan,” kata Gubernur Zaini saat bertemu Wakil Menteri Perhubungan, Dr Ir Bambang Susantono, 6 September 2012 lalu.

Atjeh Town Square

ATS sedang dalam Pembangunan

Atjeh Town Square (ATS) Terletak Di Lokasi Terminal lama berdiri megah dimulai Agustus 2013. Namun Masyarakat Aceh belum Mengenal Mall pertama di Banda Aceh tersebut merupakan bekas Terminal Bis dan Angkot. peletakan batu pertama pada 18 Januari 2012, hingga kini progres pembangunan Atjeh Town Square belum begitu menggembirakan. “Ini menjadi kekhawatiran kami juga,” kata Kepala Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Kota Banda Aceh Mairul Hazami pada The Atjeh Post, Selasa, 22 Mei 2012.
Menurut Mairul, proses pembangunan superstore di kawasan Seutui (bekas terminal lama), Banda Aceh itu masih tahap pembersihan lahan. Sementara tanda-tanda pembangunan fisiknya belum tampak. “Belum ada fondasi yang dibangun di sana,” kata Mairul.
Di sisi lain, kata dia, investor (Suzuya Group) dan Pemerintah Kota (Pemko) Banda Aceh sebetulnya memiliki keterikatan dalam sebuah perjanjian, di mana waktu pengerjaan bangunan empat lantai tersebut harus selesai dalam 550 hari. “Bila lewat dari itu, perjanjian dibatalkan,” katanya.
Bila dihitung sejak peletakan batu pertama, saat ini pembangunan gedung yang disebut-sebut menelan biaya mencapai Rp 100 miliar tersebut memang sudah memakan waktu lebih dari tiga bulan atau 100 hari lebih.
Ini artinya, hanya tersisa sekitar 450 hari lagi untuk menyelesaikan gedung dengan luas yang direncanakan mencapai 1400 meter persegi itu. “Inilah salah satu kekhawatiran kami karena waktunya yang terus berjalan,” kata Mairul.
Mairul mengatakan sudah menyurati PT Suriatama Kencana Mahkota (Suzuya Group) untuk menanyakan soal pembangunan superstore yang diperkirakan mampu menampung tenaga kerja mencapai seribu orang tersebut.
Pemerintah Kota, kata dia, perlu mengetahui alasan apa yang membuat progres pembangunannya belum mencapai tahap fisik. Hal ini penting, kata Mairul, sebab gedung tersebut dibangun di atas lahan Pemko dan akan menjadi aset pemerintah kota Banda Aceh.
Manager Store Suzuya Pasar Aceh, Sayed, mengatakan belum mengetahui apa penyebab progres fisik  Atjeh Town Square belum ada kemajuan.
“Untuk itu ditangani langsung dari pimpinan Suzuya Group,” katanya kepada The Atjeh Post, Rabu 23 Mei 2012.
Sayed mengatakan, dalam perjanjian antara Suzuya Group dan pemko Banda Aceh Aceh, proses pembangunanya dilakukan dalam waktu satu setengah tahun. “Bila lewat, ini resiko Suzuya,” katanya.

Para pekerja membangun pusat perbelanjaan, Atjeh Town Square di kawasan Jalan Teuku Umar, Seutui, Banda Aceh. Pusat perbelanjaan ini ditargetkan selesai bulan Agustus 2013.
Nantinya di tempat ini akan tersedia swalayan, pasar elektronik, game zone, tempat rekreasi keluarga dan wisata kuliner. Sebelumnya, lokasi tersebut merupakan terminal bus antar provinsi.
Terminal ini sempat bertahan selama puluhan tahun sampai akhirnya dipindahkan ke kawasan Batoh, Kecamatan Lueng Bata, Banda Aceh.

Menara Gentala Arasy



Saat Pembangunan Menara Gentala Arasy


Pada 2011, Gubernur Jambi Hasan Basri Agus Merencanakan Pembangunan Jembatan Penyebrangan orang dan Menara Gentala Arasy di Lokasi Seberang yaitu Kecamatan Pelayangan. Menara Gentala Arasy ada artinya : Genah Tanah Lahir Abdurrahman Sayoeti.
Karena belum mempunyai bangunan yang menjadi  identitas khas, seperti daerah lain di Indononesia. Maka Gubernur Jambi, Drs. H. Hasan Basri Agus MM (HBA), mencetuskan ide untuk membangun sebuah ikon yang bagi kota Jambi yaitu Menara Jam yang nantinya akan diberi nama ” Menara Gentala Arasy”.

Menara Gentala Arasy berarti menara yang memancarkan suara (gentala) dari ketinggian. Sehingga selain jamnya dapat dilihat dari kejauhan suaranya juga dapat didengar, bahkan rencananya nantinya akan dikenoksikan dengan masjid Agung Al-falah ( masjid seribu tiang). Sehingga setiap memasuki waktu sholat, selain terdengar suara jam genta juga terdengar suara adzan yang dikumandangkan dari masjid kebanggaan masyarakat Jambi tersebut.

Lokasi pembanganan Menara Gentala Arasy  terletak di Kelurahan Arab Melayu, Kecamatan Pelayangan tepatnya diseberang Sungai  Batanghari depan rumah dinas Gubernur Jambi. Pembangunan Menara Gentala Arasy juga menyatu dengan pembangunan jembatan gantung yang melintasi Sungai Batanghari,sungai  terpanjang di Pulau Sumatera . Dengan menyebrang dari jembatan gantung dari  depan rumah dinas Gubernur Jambi tersebut, kita langsung bisa sampai ke Menara Arasy ini, selain itu juga bisa melalui jalur air dengan menggunakan angkutan sungai
Dalam ruangan Menara  Arasy tersebut juga akan dibuat museum sejarah masuknya agama Islam ke Jambi, disamping itu masyarakat pengunjung bisa melihat kota Jambi dan sekitarnya dari ketinggian 32 meter (lebih tinggi dari jam gadang yang memiliki ketinggian 26 meter), menuju ketinggian tersebut pengunjung menggunakan lift. Sedangkan besar jamnya tiga meter.
Pembangunan Menara Arasy ini  juga dengan jembatan gantung tersebut diperkirakan membutuhkan dana sebasar 15 M dari APBD  dan diperkrikarakan bulan Desember 2012 ini selesai karena pembangunannya sampai sekarang sudah mencapai 41 persen. Mudah-mudahan dengan pembangunan ikon baru ini,kota Jambi akan lebih mudah di ingat oleh para wisatawan baik domestik maupun dari mancanegara.

HBA Banyak Belajar dari Abdurrahman Sayoeti

Laporan wartawan Tribun Jambi Ridwan Junaidi
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI-GUBERNUR Jambi, Hasan Basri Agus (HBA) mengaku banyak belajar ilmu pemerintahan, dan kepemimpinan dari mendiang, H Abdurrahman Sayoeti Gubernur Jambi periode 1989-1999. Di mata HBA, sosok Abdurrahman Sayoeti sangat kharismatik.

"Saya pernah menjadi ajudan beliau, dua tahun lamanya. Tentu banyak yang saya dapatkan  dari beliau. Pak Sayoeti sebagai atasan saya, juga orangtua saya, " ungkap HBA dalam percakapannya dengan Tribun, di kediamannya Selasa (15/1).

Untuk mengingat jasa H Abdurrahman Sayoeti, tutur HBA, nama menara jam Gentala Arasy di Seberang Kota Jambi tersebut sebetulnya singkatan dari nama Abdurrahman Sayoeti (Arasy).

"Itu kenang-kenangan dari masyarakat Jambi untuk beliau. Ide inipun tercetus saat saya sedang duduk di pinggir Tanggo Rajo menghadap ke seberang sana. Saat itulah muncul ide untuk membangun Menara Gentala Arasy, dan jembatan Pedestrian. Jam ini saya simbolkan pengingat waktu untuk salat," tutur mantan Bupati Sarolangun ini.

Selama dua tahun menjadi ajudan Sayoeti, HBA mengaku belajar tentang banyak hal, tidak saja kepemimpinan dan pemerintah melainkan juga mengenai akhlak dan kepribadian. Sayoeti juga selalu mengingatkan jangan meninggalkan salat lima waktu kendati saat tugas. "Satu hal lagi beliau sangat disiplin dengan waktu. Saya tak bisa melupakan beliau," katanya.

Pada pertemuan sekitar satu jam itu, mantan Sekda Kota Jambi ini berkisah tentang banyak hal, dari kenapa dia bisa duduk di kursi Gubernur Jambi,  resafel dalam waktu dekat, politik Pemilukada Sarolangun, dan Kota Jambi hingga topik pelabuhan samudra Ujung Jabung.
Sambil tersenyum HBA menyatakan bahwa, dirinya tidak pernah bermimpi untuk menjadi Gubernur Jambi. Karena dia beranggapan lebih banyak orang hebat, pintar dan punya finansial lebih dibanding dirinya.

"Terus terang saya sendiri tak terpikirkan kalau bisa menjadi Gubernur Jambi seperti sekarang ini, banyak teman-teman yang dulunya sama-sama APDN (Akademi Pemerintahan Dalam Negeri) yang pintar, dan memiliki banyak uang. Namun saya berpikir lagi, kalau Allah berkehendak tak ada yang tak bisa," ujarnya terkekeh. Sembari menambahkan, yang paling lagi adalah ada dukungan dari masyarakat.

Perjalanan karir HBA memang cukup panjang. Dia memang pamong sejati, bukan karbitan. Meniti karir dari bawah selaku pegawai PNS biasa di lingkup Pemprov Jambi. HBA yang lahir di Desa Sungai Abang, Kabupaten Sarolangun Bangko (kini Sarolangun) 31 Desember 1953 ini di antaranya pernah Camat Mersam, dan Camat Muara Tembesi, Kabupaten Batanghari serta  Kepala Biro Kepegawaian Pemprov (sekarang BKD). Pasangan HBA-Fachrori Umar dilantik menjadi Gubernur Jambi periode 2010 oleh Mendagri Gamawan Fauzi di gedung DPRD Jambi, 3 Agustus 2010 lalu. Pasangan ini menggantikan Zulkifli Nurdin, setelah dua periode menjadi Gubernur Jambi.

Kamis, 17 Januari 2013

Daftar Gubernur Jambi

Jambi Berdiri Pada 1957, Jambi merupakan tempat berasalnya Bangsa Melayu yaitu dari Kerajaan Malayu di Batang Hari Jambi. Gubernur Jambi Yang Pertama adalah Djamin Datuk Baginda, saat Pembentukan adalah M. Joesoef Singadekane, Sekarang Jabatannya HBA.

Daftar gubernur

No Foto Nama Mulai Jabatan Akhir Jabatan Keterangan
1. Djamin Datuk Bagindo 1954 1957 Pejabat Gubernur
2. M. Joesoef Singedekane 1957 1967  
3. H. Abdul Manap 1967 1968 Pejabat Gubernur
4. R.M. Noer Atmadibrata 1968 1974  
5. Djamaluddin Tambunan, SH 1974 1979  
6. Eddy Sabara 1979 1979 Pejabat Gubernur
7. Masjchun Sofwan, SH 1979 1989  
8. Drs. H. Abdurrahman Sayoeti 1989 1999  
9. Zulkifli nurdin.jpg DRS. H. Zulkifli Nurdin, MBA 1999 2005 periode pertama
10.
DR.Ir. H. Sudarsono H, SH, MA 2005 2005  
11. Zulkifli nurdin.jpg DRS. H. Zulkifli Nurdin, MBA 3 Agustus 2005 3 Agustus 2010 periode kedua
12. HasanBasriAgus.jpg Hasan Basri Agus 3 Agustus 2010 sekarang

Daftar Gubernur Papua

Gubernur Papua Perdana sejak 1956 sebagai Zainal Abidin Syah, Gubernur yang lama menjabat adalah Fransiskus Kaisiepo selama 9 Tahun. Adapula Gubernur yang pernah menjabat 2 Periode seperti Barnabas Suebu.

Daftar gubernur

No Foto Nama Mulai Jabatan Akhir Jabatan Keterangan
1.
Zainal Abidin Syah 1956 1961 Sultan dari Kesultanan Tidore serta Gubernur Irian Barat.
2.
P. Pamuji 1961 1962  
3. Elias Jan Bonai.jpg Elias Jan Bonai 1962 1964 Gubernur Irian Jaya  
4. Frans Kaiseipo.jpg Frans Kaisiepo 1964 1973  
5. Acub Zaenal.jpg Acub Zaenal 1973 1975  
6. Soetran.jpg Sutran 1975 1981  
7. Busiri Suryowinoto.jpg Busiri Suryowinoto 1981 1982  
8. Izaac Hindom.jpg Izaac Hindom 1982 1988  
9. Barnabas-suebu.jpg Barnabas Suebu 1988 1993 Periode pertama.
10. Jacob Pattipi.jpg Jacob Pattipi 1993 1998  
11. Freddy Numberi 2.jpg Freddy Numberi 1998 2001  
12. J.P. Solossa.jpg Jacobus Perviddya
Solossa
2001 2005 Gubernur Papua  
13. Sodjuangan-situmorang-060809.jpg Sodjuangan Situmorang 2005 2006  
. Barnabas Suebu.jpg Barnabas Suebu 25 Juli 2006 25 Juli 2011 Periode kedua.
14.
Syamsul Arief Rifai 25 Juli 2011 1 November 2012 Penjabat Gubernur.
15.
Constant Karma 1 November 2012 sekarang Penjabat Gubernur.

Rabu, 16 Januari 2013

Liburan ke Singapura

Waktu aku Berangkat pada 20 Desember 2012, Naik GA Tujuan ke CGK, Ambil Transit mau tujuan ke SIN (bukan QZ tapi GA).


Tentang Saya

Nama Saya M. Firza Ali Mughayat, Lahir di Banda Aceh, 13 Januari 1999. Sejak 2004, Saya Bangku di SD (namun pas Bencana Tsunami pindah ke jambi sampai 2007), 2008 Kembali lagi ke Banda Aceh. 2010, Saya Masuk SMP Unggul Sakti Waktu itu bangku di VII C, 2013 Mulai Bangku di SMA Sama Adi Sudiro. Cita-cita mau jadi Kyai Haji, Mau banyak Beramal dan suka Bermulia Imam kepada Allah SWT.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...